Obat Analgetik



TUGAS FARMAKOLOGI
OBAT ANALGETIK
Dosen Pembimbing : Wahyudi, S.Farm.Apt
 











Disusun Oleh :
KELOMPOK 5

1.     Anis Mualifah
2.     Arin Kartina. N
3.     Arum Lestari
4.     Desinta Yoanda. P
5.     Erlin Laili R
6.     Kalia Indrianasari
7.            Neyntin Anggraeni
8.            Nuraini
9.            Praptaning Dyah
10.       Wedha Puspitasari
11.       Yulia Petty. H



PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN AJARAN 2013/2014


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur  kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami, Bapak Wahyudi, S.Farm.,Apt yang telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai efek samping dan cara mengatasi uterotonika, serta akan membahas mengenai obat anti perdarahan. Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan baik dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik.



                                                                           Madiun, September 2013


                                                                                       Penyusun








DAFTAR ISI

Kata Pengantar ….................................................................................................
1
Daftar Isi ..............................................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
3

A.
Latar Belakang .........................................................................
3

B.
Rumusan Masalah ....................................................................
3

C.
Tujuan Penulisan .....................................................................

3
BAB II
PEMBAHASAN ..............................................................................
4

A.
Pengertian Obat Analgetik ……...............................................
4

B.
Macam-macam Obat Analgetik ……………...........................
4

C.
Cara Kerja Obat Analgetik ……………………......................
6

D.
Indikasi Dan Kontraindikasi Obat Analgetik ...........................
6




BAB III
PENUTUP .......................................................................................
9

A.
Kesimpulan ..............................................................................
9

B.
Saran ........................................................................................

9
Daftar Pustaka ...................................................................................................
10



 

BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Pada mulanya farmakologi mencakup berbagai pengetahuan tentang obat yang meliputi sejarah, sumber, sifat - sifat fisika dan kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja, absorpsi, distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk terapi dan tujuan lain. Dewasa ini didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari interaksi obat dengan organisme hidup.
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
 Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
B.       RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian obat analgetik?
2.      Apa macam-macam obat analgetik?
3.      Bagaimana cara kerja obat analgetik?
4.      Bagaimana indikasi dan kontraindikasi obat analgetik?

C.      TUJUAN PENULISAN
1.      Untuk mengetahui pengertian dari obat analgetik
2.      Untuk mengetahui mcam-macam obat analgetik
3.      Untuk mengetahui cara kerja obat analgetik
4.      Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari obat analgetik


BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGERTIAN OBAT ANALGETIK
Analgetik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran dan akhirnya akan memberikan rasa nyaman pada orang yang menderita.
Nyeri sebenarnya berfungsi sebagai tanda adanya penyakit atau kelainan dalam tubuh dan merupakan bagian dari proses penyembuhan (inflamasi). Nyeri perlu dihilangkan jika telah mengganggu aktifitas tubuh. Analgetik merupakan obat yang digunakan untuk menghilangkan nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.
Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgetik atau pereda nyeri.  Pada umumnya (sekitar 90%) analgetik mempunyai efek antipiretik.
B.       MACAM-MACAM OBAT ANALGETIK
Ada dua jenis analgetik, analgetik narkotik dan analgetik non narkotik. Selain berdasarkan struktur kimianya, pembagian diatas juga didasarkan pada nyeri yang dapat dihilangkan.
1.      Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
Analgetik narkotik merupakan turunan opium yang berasal dari tumbuhan Papever somniferum atau dari senyawa sintetik. Analgetik ini digunakan untuk meredakan nyeri sedang sampai hebat dan nyeri yang bersumber dari organ viseral. Penggunaan berulang dan tidak sesuai aturan dapat menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Semua anlagetik narkotik dapat mengurangi nyeri yang hebat tetapi potensi, onzzet, dan efek sampingnya berbeda-beda secara kualitatif maupun kuantitatif. Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, konstipasi, dan ngantuk. Dosis yang besar dapat menyebabkan hipotensi serta depresi pernapasan.
Morfin dan petidinn merupakan analgetik narkotik yang paling banyak dipakai untuk nyeri hebat walaupun menimbulkan mual dan muntah. Obat ini di indonesia tersedia dalam bentuk injeksi dan masih merupaan standar yang digunakan sebagai pembanding bagi analgetik narkotik lainnya. Selain menghilangkan nyeri, morfin dapat menimbulkan euforia dan gangguan mental. Berikut adalah contoh analgetik narkotik yang sampai sekarang masih digunakan di Indonesia :
-          Morfin HCl
-          Kodein (tunggal atau kombinasi dengan parasetamol)
-          Fentanil HCl
-          Petidin
-          Tramadol
  1. Obat Analgetik Non-narkotik
Obat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna (berbeda halnya dengan penggunaan Obat Analgetika jenis Analgetik Narkotik).
Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik :
a.       Ibupropen
Ibupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.

b.      Paracetamol/acetaminophen
Merupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.
c.       Asam Mefenamat
Asam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.
        
C.      CARA KERJA OBAT ANALGETIK
1.      Mekanisme kerja Analgetik Opioid
Mekanisme kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim sikloogsigenase dalam pembentukan prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya.
Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan antidepresi trisiklik. Mekanisme supreaditif ini tidak diketahui dengan tepat mungkin menyangkut perubahan dalam kecepatan biotransformasi opioid yang berperan dalam kerja opioid. Beberapa fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek hipotensi fenotiazin.
  
2.      Mekanisme Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik
Hipotalamus merupakan bagian dari otak yang berperan dalam mengatur nyeri dan temperature. AINS secara selektif dapat mempengaruhi hipotalamus menyebabkan penurunan suhu tubuh ketika demam. Mekanismenya kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang menstimulasi SSP. PG dapat meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi) dan berkeringat sehingga panas banyak keluar dari tubuh.
Efek analgetik timbul karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di tempat cedera. Respon terhadap cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti brandikinin, PG dan histamin. PG dan brandikinin menstimulasi ujung saraf perifer dengan membawa impuls nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri. Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah golongan salisilat dan asetominafin (parasetamol).

D.      INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI OBAT ANALGETIK
1.      Analgetik Opioid atau Analgetik Narkotika
a.       Morfin dan Alkaloid Opium
Ø Indikasi
-       Meredakan atau  menghilangkan nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan dengan analgesic non-opioid
-       Mengurangi atau menghilangkan sesak napas akibat edema pulmonal yang menyertai gagal jantung kiri.
-       Mengehentikan diare
Ø Kontraindikasi
Orang lanjut usia dan pasien penyakit berat, emfisem, kifoskoliosis, korpulmonarale kronik dan obesitas yang ekstrim.
  
b.      Meperidin dan Derivat Fenilpiperidin Lain
Ø Indikasi
Meperidin hanya digunakan untuk menimbulkan analgesia. Meperidin digunakan juga untuk menimbulkan analgesia obstetric dan sebagai obat praanestetik.
Ø Kontraindikasi
Pada pasien penyakit hati dan orang tua dosis obat harus dikurangi karena terjadinya perubahan pada disposisi obat. Selain itu dosis meperidin perlu dikurangi bila diberikan bersama antisipkosis, hipnotif sedative dan obat-obat lain penekanSSP. Pada pasien yang sedang mendapat MAO inhibitor pemberian meperidin dapat menimbulkan kegelisahan, gejala eksitasi dan demam.

2.      Obat Analgetik Non-narkotik
a.       Salisilat
Ø  Indikasi
-       Mengobati nyeri tidak spesifik misalnya sakit kepala, nyeri sendi, nyeri haid, neuralgia dan myalgia.
-       Demam reumatik akut
Ø  Kontraindikasi
-       Pada anak dibawah 12 tahun
b.      Parasetamol
Ø  Indikasi
Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesic dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesic lainnya, parasetamol sebaiknya tidka diberikan terlalu lama karena kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic.
Ø  Kontraindikasi
Penggunaan semua jenis analgesic dosis besar secara menahun terutama dalam kombinasi berpotensi menyebabkan nefropati analgesic.

c.       asam mefenamat
Ø Indikasi
Sebagai analgesic, sebagai anti-inflamasi,
Ø Kontraindikasi
Tidak dianjurkan untuk diberikan kepada anak dibawah 14 tahun dan wanita hamil dan pemberian tidak melebihi 7 hari. Penelitian klinis menyimpulkan bahwa penggunaan selama haid mengurangi kehilangan darah secara bermakna.
d.      Ibuprofen
Ø Indikasi
Bersifat analgesic dengan daya anti-inflamasi yang tidak terlalu kuat.
Ø Kontraindikasi
Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui karena ibuprofen relative lebih lama dikenal dan tidak menimbulkan efek samping serius pada dosis analgesic.



BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN
Analgetik yaitu obat anti nyeri. Mekanisame kerja menghambat sintase PGS di tempat yang sakit/trauma jaringan.
Karakteristik :
1.         Hanya efektif untuk menyembuhkan sakit
2.         Tidak narkotika dan tidak menimbulkan rasa senang dan gembira
3.         Tidak mempengaruhi pernapasan
4.         Gunanya untuk nyeri sedang, contohnya: sakit gigi
Macam - macam Analgetik :
1.           Analgetik Opioid/analgetik narkotika
2.           Obat Analgetik Non-narkotik

B.       SARAN
Selesainya makalah ini tidak terlepas dari banyaknya kekurangan-kekurangan pembahasannya dikarenakan oleh berbagai macam faktor keterbatasan waktu waktu, pemikiran dan pengetahuan kami yang terbatas, oleh karena itu untuk kesempernuan makalah ini kami sangat membutuhkan saran-saran dan masukan yang  bersifat membangun kepada semua pembaca.
Sebaiknya gunakanlah obat sesuai anjuran dokter, dan pergunakan lah obat tersebut sesuai dengan penyakit yang diderita , jangan menggunakan obat kurang atau melebihi batasnya.





DAFTAR PUSTAKA

Gunawan.G.Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit FKUI.  Jakarta

Drs.Priyanto, Apt, M. Biomed. 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Liskonfi. Jawa Barat








Tidak ada komentar:

Posting Komentar