KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan
syukur kami kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kami dari alam
kebodohan menjadi alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih
kepada dosen pembimbing kami, Bapak Wahyudi, S.Farm.,Apt yang telah memberikan ilmu
dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai obat anemia. Kami selaku penyusun makalah
ini berharap supaya makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan
baik dalam
perkuliahan.
Kami
menyadari bahwa makalah ini belumlah sangat sempurna oleh karena itu kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
supaya makalah ini bisa menjadi lebih baik.
Madiun,
Oktober 2013
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar
….................................................................................................
|
1
|
||
Daftar
Isi ..............................................................................................................
|
2
|
||
BAB I
|
PENDAHULUAN ...........................................................................
|
3
|
|
|
A.
|
Latar
Belakang
.........................................................................
|
3
|
|
B.
|
Rumusan Masalah ...................................................................
|
3
|
|
C.
|
Tujuan
Penulisan .....................................................................
|
4
|
BAB II
|
PEMBAHASAN
.............................................................................
|
5
|
|
|
A.
|
Pengertian Obat Anemia ……….............................................
|
5
|
|
B.
|
Macam-macam Obat Anemia ………………….....................
|
5
|
|
C.
|
Cara Kerja Obat Anemia …………………………................
|
6
|
|
|
|
|
BAB
III
|
PENUTUP
.......................................................................................
|
8
|
|
|
A.
|
Kesimpulan
..............................................................................
|
8
|
|
B.
|
Saran
........................................................................................
|
8
|
Daftar
Pustaka
...................................................................................................
|
9
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anemia ( bahasa
Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah berada di bawah
normal.
Sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam
jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi
dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas,
lunglai, dan letih.
Dalam hal ini
orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi.
Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang
sedang hingga berat dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah merah,
Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis
herediter. Seseorang yang
sering mengalami anemia di sebabkan karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi
kebutuhan ini, bervariasi. Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang
tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan
stroke atau serangan jantung.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian obat anemia?
2.
Apa
macam-macam obat anemia?
3.
Bagaimana
cara kerja atau khasiat obat anemia?
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian dari obat anemia
2.
Untuk
mengetahui macam-macam obat anemia
3.
Untuk
mengetahui cara kerja atau khasiat obat anemia
4.
Sebagai
tugas mata kuliah Farmakologi di Semester III
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
OBAT ANEMIA
Obat yang dapat diberikan berupa
suplemen zat besi (Fe) untuk memulihkan kekurangan sel darah merah. Selain zat
besi, vitamin B12 sering diberikan untuk pengobatan anemia pernisiosa. Jalan
terakhir jika anemia sudah mencapai stadium akut dan parah adalah dengan transfusi
darah.
B. MACAM-MACAM
OBAT ANEMIA
Seperti halnya penyakit lain, pengobatan anemia juga harus
ditujukan pada penyebab terjadinya anemia. Misalnya anemia yang disebabkan oleh
perdarahan pada usus maka perdarahan itu harus kita hentikan untuk mencegah
berlanjutnya anemia. Jika memang diperlukan, operasi dapat dilakukan pada
keadaan tertentu.
Suplemen besi diperlukan pada anemia yang disebabkan oleh karena
kekurangan zat besi. Pemberian suntikan vitamin B12 diperlukan untuk
mengkoreksi anemia pernisiosa. Transfusi darah merupakan pilihan untuk anemia
yang disebabkan oleh perdarahan hebat. Adapun beberapa obat anemia, diantaranya
:
1. TABLET BESI ( Fe )
Besi di butuhkan untuk produksi hemoglobin ( Hb ), sehingga
defisiensi Fe akan menyebabkan terbentuknya sel darah merah yang lebih kecil
dengan kandungan Hb yang rendah dan menimbulkan anemia hipokronik mikrositik.
2. VITAMIN
B12 (Sianokobalamin)
Anemia megaloblastik, pasca pembedahan lambung total dan
pemotongan usus, defisiensi vitamin B12.
3. ASAM
FOLAT
Asam folat terdiri atas bagian-bagian pteridin, asam
paraaminobenzoat dan asam glutamat. Folat terdapat dalam hampir setiap jenis
makanan dengan kadar tertinggi dalam hati, ragi dan daun hijau yang segar.
Folat mudah rusak dengan pengolahan ( pemasakan ) makanan.
4. ERITROPOIETIN
Eritropoietin, suatu
gliko protein dengan berat molekul 34-39 DA, merupakan factor pertumbuhan
hematopoietic yang pertama kali diisolasi. Eritropoietin merupakan factor
pertumbuhan sel darah merah yang diproduksi terutama oleh ginjal dalam sel
peritubuler dan tubuli proksimalis.
C.
CARA KERJA OBAT ANEMIA
1.
TABLET
BESI ( Fe )
Absorpsi
Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum dan jejenum
proksimal; makin ke distal absorpsinya makin berkurang. Zat ini lebih mudah di
absorpsi dalam bentuk fero. Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara
transport aktif. Ion fero yang sudah di absorpsi akan di ubah menjadi ion feri
dalam sel mukosa. Selanjutnya ion feri akan masuk kedalam plasma dengan perantara
transferin, atau diubah menjadi feritin dan di simpan dalam sel mukosa usus.
Secara umum, bila cadangan dalam tubuh tinggi dan kebutuhan akan zat besi
rendah, maka lebih banyak Fe di ubah menjadi feritin. Setelah di absorpsi, Fe
dalam tubuh akan di ikat dalam transferin ( siderofilin ), suatu beta
1-globulin glikoprotein, untuk kemudian di angkut ke beberapa jaringan, terutama
ke sumsum tulang dan depot Fe.
2.
VITAMIN B12 (Sianokobalamin)
Sianokobalamin
diabsorpsi baik dan cepat setelah pemberian IM dan SK . Kadar dalam plasma
mencapai puncak dalam waktu 1 jam setelah suntikan IM. Absorpsi ini berlangsung dengan 2
mekanisme yaitu dengan perantaraan faktor instrinsik castle (fic) dan absorpsi
secara langsung. Setelah di absorpsi, hampir semua vitamin B12 dalam darah
terikat dengan protein plasma sebagian besar terikat pada beta-globulin
(transkobalamin II),Sisanya terikat pada alfa-glikoprotein (transkobalamin I)
dan inter-alfa-glikoprotein ( transkobalamin III) vitamin B12 yang terikat pada
transkobalamin II akan di angkut ke berbagai jaringan, terutam hati yang
merupakan gudang utama penyimpanan vitamin B12 (50-90% ). Kadar normal vitamin
B12 dalam plasma adalah 200-900 pg ml dengan simpanan sebanyak 1-10 mg dalam
hepar.
3.
ASAM FOLAT
Pada pemberian
oral absorpsi folat baik sekali, terutama di 1/3 bagian proksimal usus halus.
Dengan dosis oral yang kecil, absorpsi memerlukan energi, sedangkan pada kadar
tinggi absorpsi dapat berlangsung secar difusi. Walaupun terdapat gangguan pada
usus halus, absorpsi folat biasanya masih mencukupi kebutuhan terutama sebagai
PmGA.
4. ERITROPOIETIN
Berinteraksi
dengan reseptor eritropoietin pada permukaan sel induk sel darah merah,
menstimulasi poloferasi dan diferensiasi eritroit. Eritropoietin juga
menginduksi pelepasan retikulosis dari sumsum tulang. Eritrpoietin endogen
diproduksi oleh ginjal sebagai respon terhadap hipoksia jaringan. Bila terjadi
Anemia maka eritropoietin diproduksi lebih banyak olh ginjal, dan hal ini
merupakan tanda bagi sumsum tulang untuk memproduksi sel darah.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Anemia adalah
turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah (Anonim).anemia
dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap laboratorium.
Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia
dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak cara penangan yang
dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan
lain-lain.
Obat anemia adalah obat yang dapat
diberikan berupa suplemen zat besi (fe) untuk memulihkan kekurangan sel darah
merah. Selain zat besi, vitamin B12 sering diberikan untuk pengobatan anemia
pernisiosa. Jalan terakhir jika anemia sudah mencapai stadium akut dan parah
adalah dengan transfusi darah.
B. SARAN
Karena
kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh Tuhan Maha
Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan. Sebelum
mengobati lebih baik mencegah,
maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan. Sebelum
mengobati lebih baik mencegah.
DAFTAR
PUSTAKA
Gunawan.G.Sulistia.
2007. Farmakologi dan Terapi. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta
Drs.Priyanto,
Apt, M. Biomed. 2008. Farmakologi Dasar untuk Mahasiswa Farmasi dan Keperawatan. Liskonfi. Jawa
Barat
•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar