TUGAS FARMAKOLOGI
KONSEP FARMAKOLOGI DAN DOSIS OBAT
Dosen Pembimbing : Wahyudi, S.Farm.Apt
Disusun
Oleh :
KELOMPOK
5
1. Anis Mualifah
2. Arin Kartina. N
3. Arum Lestari
4. Desinta Yoanda. P
5. Erlin Laili R
6. Kalia Indrianasari
|
7.
Neyntin Anggraeni
8.
Nuraini
9.
Praptaning Dyah
10. Steffi Rusfani
11. Wedha Puspitasari
12. Yulia Petty. H
|
PRODI DIII KEBIDANAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN AJARAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur
kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesempatan
dan kesehatan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah ini. Dan tidak lupa pula kami panjatkan syukur kami kepada nabi Muhammad
SAW yang telah membawa kami dari alam kebodohan menjadi alam yang penuh dengan
ilmu pengetahuan seperti sekarang ini. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing kami, Bapak Wahyudi, S.Farm.,Apt yang telah memberikan ilmu dalam mata kuliah ini.
Dalam makalah Farmakologi ini kami membahas tugas mengenai Konsep Farmakologi, Farmakodinamik, dan Dosis Obat. Kami selaku penyusun makalah ini berharap supaya makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan dengan baik dalam perkuliahan.
Kami menyadari bahwa
makalah ini belumlah sempurna oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun dari pembaca supaya makalah ini bisa menjadi
lebih baik.
Madiun,
September 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat)
dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Tenaga kesehatan menjalankan
aktivitasnya sehari-hari tidak terlepas dari farmakologi. Farmakologi membantu para tenaga kesehatan untuk memberikan
obat-obatan yang benar kepada klien sehingga tidak terjadi kesalahan. Perawat
professional, perlu mempelajari tentang farmakologi khususnya farmakokinetik
dan farmakodinamik untuk membantu kesembuhan klien. Perawat professional dimana
perawat bukan pesuruh dokter, dapat mengkaji apakah sudah benar pemberian obat
yang diberikan oleh dokter merupakan obat yang benar sesuai dosis dan lain-lain
ataukah tidak.
Obat
merupakan senyawa yang digunakan untuk mencegah, mengobati, mendiagnosis,
penyakit atau gangguan,
atau menimbulkan suatu kondisi tertentu. Misalnya
membuat seseorang infertil, atau melumpuhkan otot rangka selama pembedahan.
Obat sama dengan racun
karena
obat selain bermanfaat dalam pengobatan penyakit, juga merupakan sumber penyakit. Efek samping
obat meningkat sejalan dengan jumlah obat yang diminum. Survei di USA, sekitar
5% pasien masuk rumah sakit akibat obat. Melihat fakta tersebut, maka
pengetahuan akan obat (Farmakologi) menjadi sesuatu yang sangat penting.
B. RUMUSAN
MASALAH
1.
Apa
pengertian dari farmakologi?
2.
Apa
istilah penting dalam farmakologi?
3.
Apa
ruang lingkup farmakologi?
4.
Apa
saja macam dari obat-obatan?
5.
Perundang-undangan
apa saja yang membahas mengenai obat-obatan?
6.
Apa
pengertian dari farmakodinamik?
7.
Apa
macam-macam resep obat dan bagaimana prosesnya didalam tubuh?
8.
Apa
pengertian dosis obat dan semua yang berhubungan dengan dosis obat
C. TUJUAN
PENULISAN
1.
Untuk
mengetahui pengertian tentang farmakologi dan ruang lingkup farmakologi, serta
semua yang berhubungan dengan farmakologi.
2.
Untuk
mengetahui pengertian farmakodinamik
3.
Untuk
mengetahuin macam resep obat dan prosesnya didalam tubuh.
4.
Untuk
mengetahui pengertian dari dosis obat dan semua yang berhubungan dengan dosis
obat.
5.
Sebagai tugas mata kuliah Farmakologi
Semester III
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
FARMAKOLOGI
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat)
dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis.
Pada mulanya farmakologi dan
terapi mencakup berbagai
pengetahuan tentang obat yang meliputi sejarah, sumber, sifat-sifat fisika dan
kimiawi, cara meracik, efek fisiologi dan biokimiawi, mekanisme kerja,
absorpsi, distribusi, biotranformasi dan ekskresi, serta penggunaan obat untuk
terapi dan tujuan lain.
Didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan
organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari
interaksi obat dengan organisme hidup.
B.
ISTILAH PENTING DALAM FARMAKOLOGI
Istilah-istilah Penting Dalam Farmakologi.
·
Farmakologi adalah ilmu mengenai obat ( farmakon : obat, logos : ilmu ).
·
Farmakognosi adalah ilmu yang
mempelajari sifat-sifat tumbuhan dan bahan alami lain yang merupakan sumber
obat.
·
Farmakologi klinik adalah cabang ilmu farmakologi yang
mempelajari efek obat pada manusia.
·
Farmakoterapi adalah ilmu yang berhubungan dengan
penggunaan obat untuk pencegahan dan pengobatan penyakit. Di dalam farmakoterapi dipelajari dua
aspek, yaitu Farmakokinetik dan Farmakodinamik.
·
Farmakokinetik yaitu suatu imu yang
mempelajari proses Absorrpsi, Distribusi, Metabolisme dan Ekskresi ( ADME )
obat dalam tubuh.
·
Farmakodinamik adalah ilmu yang mempelajari efek
biokimia dan fisiologi obat serta mekanisme kerjanya.
·
Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari
cara pencegahan, pengenalan dan penanggulangan keracunan zat kimia ( termasuk
obat ) yang digunakan dalam rumah tangga, industri, maupun lingkungan.
C.
RUANG LINGKUP FARMAKOLOGI
Farmakologi mencakup semua ilmu
pengetahuan tentang sejarah, sumber, sifat-sifat fisik dan kimia, komposisi,
efek-efek biokimia dan fisiologi, mekanisme kerja, absorpsi, biotransformasi,
ekskresi, penggunaan terapi, dan penggunaan lainnya dari obat (Goodman &
Gilmann). Dengan demikian, farmakologi merupakan ilmu pengetahuan yang sangat
luas cakupannya. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, beberapa bagian dari
farmakologi ini telah berkembang menjadi disiplin ilmu tersendiri dalam ruang
lingkup yang lebih sempit, tetapi tidak terlepas sama sekali dari farmakologi,
misalnya farmakologi klinik, farmasi, toksikologi, dan lain-lain.
Pengetahuan
yang luas tentang bagaimana obat-obat berinteraksi dengan komponen-komponen
dalam tubuh untuk menghasilkan efek-efek terapi disebut dengan istilah
farmakologi. Istilah farmakologi mencakup spektrum interaksi obat dalam tingkat
molekular dengan tubuh secara keseluruhannya yang sangat mengandalkan
pengetahuan biokimia, fisiologi, biologi molekular, dan kimia
organik. Penjelasan mekanisme molekular dari efek obat menghasilkan
pengembangan obat-obat baru serta perumusan petunjuk-petunjuk klinik untuk
keamanan dan efektivitas penggunaan obat-obat, dalam
terapi atau petunjuk untuk pencegahan penyakit dapat penghilangan gejala-gejala penyakit, semua ini merupakan bagian dari
farmakologi.
Umumnya,
para ahli farmakologi menggabungkan antara farmakologi kedokteran atau
farmakologi medis (ilmu yang berkaitan dengan diagnosis, pencegahan, dan
pengobatan penyakit) dengan toksikologi (ilmu yang mempelajari efek-efek yang
tidak diinginkan dari suatu obat dan zat kimia lain). Hubungan antara dosis suatu obat yang
diberikan pada seorang pasien dan penggunaan obat dalam pengobatan penyakit
digambarkan dengan dua bidang khusus farmakologi, yaitu farmakokinetik dan farmakodinamik.
Farmakodinamik mempelajari apa pengaruh obat pada tubuh. Farmakodinamik
berkaitan dengan efek-efek obat, bagaimana mekanisme kerjanya dan organ-organ
apa yang dipengaruhi. Farmakokinetik mempelajari proses apa yang dialami obat
dalam tubuh. Farmakokinetik berkaitan dengan absorpsi, distribusi,
biotransformasi, dan ekskresi obat-obat.
Faktor-faktor
ini dirangkaikan dengan dosis, penentuan konsentrasi suatu obat pada tempat
kerjanya, dan penentuan intensitas efek obat sebagai fungsi dari waktu. Banyak
prinsip biokimia, enzimologi, fisik, dan kimia yang menentukan transfer aktif
dan pasif, serta distribusi zat melewati membran-membran biologi
yang dapat dipakai untuk dapat mengerti aspek penting dalam farmakologi.
Farmakodinamik berkaitan dengan efek-efek biokimia, fisiologi, dan mekanisme
kerja obat-obatan.
Untuk para dokter dan mahasiswa
kedokteran, yang harus dipelajari ialah
1.
Penggunaan obat untuk tujuan pengobatan,
diagnosis, dan pencegahan penyakit. Studi farmakologi obat ini terbatas hanya
pada aspek-aspek dasar yang menyokong penggunaan obat secara rasional, aman,
dan efektif dalam klinik.
2.
Obat-obat dan zat kimia lingkungan di
kehidupan manusia sehari-hari yang tidak digunakan dalam terapi dan sering
menyebabkan keracunan, seperti halnya dengan polusi lingkungan. Studi zat-zat
ini dibatasi pada prinsip-prinsip umum tentang pencegahan, penemuan, dan
pengobatan keracunan zat-zat atau polusi.
3.
Penyalahgunaan dan pengguna-salahan obat
dan zat kimia lain dengan segala akibatnya pada masyarakat. Hal ini juga
merupakan bagian tanggung jawab semua profesi kesehatan untuk membantu
mengatasi masalah-masalah sosiologi yang berkelanjutan dari penyalahgunaan dan
penggunasalahan obat-obat.
Tujuan Cabang Ilmu Farmakologi Kedokteran
ialah agar para dokter nantinya dapat memilih dan menggunakan obat secara tepat,
rasional, aman, dan efektif, serta dapat mengenal, mencegah, dan menanggulangi
penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat obat dan zat kimia lingkungan
lainnya.
D. MACAM
OBAT-OBATAN
Macam- macam bentuk obat serta
tujuan penggunaannya antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Pulvis (Serbuk), Merupakan campuran kering bahan
obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar.
b.
Pulveres, Merupakan serbuk yang dibagi
dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas yang
cocok untuk sekali minum.
c.
Tablet (Compressi), Merupakan
sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau
sirkuler kedua permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau
lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.
·
Tablet Kempa :
paling banyak digunakan, ukuran dapat bervariasi, bentuk serta penandaannya
tergantung design cetakan.
·
Tablet Cetak :
dibuat dengan memberikan tekanan rendah pada massa lembab dalam lubang cetakan.
·
Tablet Trikurat
: tablet kempa atau cetak bentuk kecil umumnya silindris. Sudah jarang
ditemukan.
·
Tablet
Hipodermik : dibuat dari bahan yang mudah larut atau melarut sempurna dalam
air. Dulu untuk membuat sediaan injeksi hipodermik, sekarang diberikan secara
oral.
·
Tablet
Sublingual : dikehendaki efek cepat (tidak lewat hati). Digunakan dengan
meletakkan tablet di bawah lidah.
·
Tablet Bukal :
digunakan dengan meletakkan di antara pipi dan gusi.
·
Tablet
Efervescen : tablet larut dalam air. Harus dikemas dalam wadah tertutup rapat
atau kemasan tahan lembab. Pada etiket tertulis “tidak untuk langsung ditelan”.
·
Tablet Kunyah :
cara penggunaannya dikunyah. Meninggalkan sisa rasa enak di rongga mulut, mudah
ditelan, tidak meninggalkan rasa pahit, atau tidak enak.
d.
Pilulae (PIL), Merupakan bentuk sediaan padat
bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral.
Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak
ditemukan pada seduhan jamu.
e.
Kapsulae (Kapsul), Merupakan
sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat
larut. Keuntungan/tujuan sediaan kapsul yaitu :
·
Menutupi bau
dan rasa yang tidak enak
·
Menghindari
kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
·
Lebih enak
dipandang
·
Dapat untuk 2
sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan
antara lain menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan
bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang lebih besar.
·
Mudah ditelan.
f.
Solutiones (Larutan), Merupakan
sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut,
biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau
penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk lainnya (Ansel). Dapat
juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
larut, misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau
campuran pelarut yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topikal (kulit).
g.
Suspensi, Merupakan sediaan cair yang
mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam
suspensi antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi
topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),
suspensi optalmik, suspensi sirup kering.
h.
Emulsi, Merupakan sediaan berupa campuran
dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi
sangat halus dan merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat
pengemulsi.
i.
Galenik, Merupakan sediaan yang dibuat
dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.
j.
Extractum, Merupakan sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut
diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga
memenuhi baku yang ditetapkan.
k.
Infusa, Merupakan sediaan cair yang
dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama
15 menit.
l.
Immunosera (Imunoserum), Merupakan
sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan
pemurnian. Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat
kuman/virus/antigen.
m.
Unguenta (Salep), Merupakan
sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau
selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan setengah padat yang mudah
dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau
terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok.
n.
Suppositoria, Merupakan sediaan padat dalam
berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra,
umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu :
·
Penggunaan
lokal >> memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan
inflamasi karena hemoroid.
·
Penggunaan
sistemik >> aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti
muntah, chloral hydrat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik
antipiretik.
o.
Guttae (Obat Tetes), Merupakan
sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat
dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang
menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang
disebutkan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain:
Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares (tetes
telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
p.
Injectiones (Injeksi), Merupakan
sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan
dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang
tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
E.
PERUNDANG-UNDANGAN OBAT
Maksud dan tujuan undang-undang ini adalah menetapkan ketentuan-ketentuan
dasar di bidang farmasi dalam rangka pelaksanaan undang-undang tentang
Pokok-Pokok Kesehatan ( undang-undang no. 9 tahun 1960), Yang
dimaksud dalam undang-undang ini adalah : Perbekalan kesehatan di bidang
farmasi, yang meliputi obat, bahan obat, obat asli Indonesia, bahan obat asli
Indonesia, alat kesehatan, kosmetik dan sebagainya.
Obat :
Yang dibuat dari bahan-bahan yang
berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan , mineral dan obat syntetis
Yaitu suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk
menetapakan diagnosa, mencegah,mengurangkan,menghilangkan, menyembuhkan
penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada
manusia atau hewan,memperelok badan atau badan manusia.
Obat jadi :
Obat dalam keadaan murni atau
campuran dalam bentuk serbuk, cairan ,salep, tablet, pil , suppositoria atau
bentuk lain yang mempunyai nama teknis sesuai dengan F. Indonesia
atau buku-buku lain yang ditetapkan oleh Pemerintah.
Obat Patent :
Obat jadi dengan nama dagang yang
terdaftar atas nama sipembuat atau yang dikuasakannya dan dijual dalam bungkus
asli dari pabrik yang memproduksinya
Obat baru :
Obat yang terdiri atau berisi
suatu zat baikm sebagai bagian yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat
misalnya ; lapisan , pengisi, pelarut, bahan pembantu,aatau komponen lain yang
belum dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat dan keamanannya.
Obat asli Indonesia :
Adalah obat yang
didapat langsung dari bahan- bahan alamiah di Indonesia,
terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan
digunakan dalam pengobatan tradisional.
Alat kesehatan :
Adalah alat yang dipergunakan
bagi pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan
pembuatan obat.
PENGGOLONGAN
OBAT BERDASARKAN PADA KETEPATAN PENGGUNAAN DAN PENGAMANAN
OBAT
Dibagi 5 golongan yaitu :
1.
Narkotika
2.
Psikotropik
3.
Obat keras
4.
Obat bebas terbatas
5.
Obat bebas
Narkotika, Obat yang
memiliki khasiat membius dan menimbulkan ketagihan (
adiksi ) Narkotika merupakan obat yang diperlukan dalam bidang
pengobatan dan ilmu pengetahuan, tetapi dapat pula menimbulkan ketergantungan
yang sangat merugikan apabila dipergunakan tanpa pembatasan dan
pengawasan yang seksama.
Undang-undang tentang
narkotika antara lain menyebutkan bahwa Narkotika
adalah
Tanaman
Papaver Somniferum L, termasuk biji , buah dan jeraminya.
Opium
mentah, getah yang membeku sendiri
Opium
masak, yaitu candu yang berasal
dari opium mentah yang diolah.
·
Jicing, sisa
dari candu setelah diisap
·
Jicingko, hasil pengolahan jicing
Morfina
Tanaman
koka
Kokain
mentah
Ekgonina
Tanaman ganja
Narkotika hanya digunakan untuk
kepentingan pengobatan dan atau tujuan ilmu
pengetahuan. Men Kes memberi izin khusus kepada :
1.
Apotik
Untuk membeli, meracik, menyediakan, memiliki, atau menyimpan utk
persedian , menguasai, menjual, menyalurkan,
menyerahkan,mengirimkan dan membawa atau mengangkut narkotik utk pkepentingan
pengobatan.
2.
Dokter
Untuk membeli, menyediakan, memiliki, atau menyimpan utk
persedian , menguasai, menjual, menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan
dan membawa atau mengangkut narkotik utk pkepentingan pengobatan.
3.
Izin
khusus Pabrik Farmasi
Untuk membeli, menyediakan, memiliki, atau menyimpan utk
persedian , menguasai, memproduksi, mengolah, merakit, menjual,
menyalurkan, menyerahkan,mengirimkan dan membawa atau mengangkut narkotik utk
pkepentingan pengobatan. Narkotika hanya digunakan untuk kepentingan
pengobatan dan atau tujuan ilmu pengetahuan.
F. PENGERTIAN
FARMAKODINAMIK
Pengertian
farmakodinamik dalam ilmu farmakologi sebenarnya memiliki hubungan yang cukup
erat dengan farmakokinetik, jika farmakokinetik lebih fokus kepada perjalanan
obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas dan
mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari segi
fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja
obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
Farmakodinamik
juga sering disebut dengan aksi atau efek obat. Efek Obat merupakan reaksi
Fisiologis atau biokimia tubuh karena obat, misalnya suhu turun, tekanan darah
turun, kadar gula darah turun. Kerja obat dapat dibagi
menjadi onset (mulai kerja) merupakan waktu yang diperlukan oleh obat untuk
menimbulkan efek terapi atau efek penyembuhan atau waktu yang diperlukan obat
untuk mencapai maksimum terap. Peak (puncak), duration (lama kerja) merupakan
lamanya obat menimbulkan efek terapi, dan waktu paruh. Mekanisme kerja obat
dipengaruhi oleh reseptor, enzim, dan hormon.
G. MACAM
RESEP OBAT DAN PROSES YANG DIALAMI OBAT DALAM TUBUH BAIK SAKIT MAUPUN SEHAT
Berikut
adalah 10 obat yang paling banyak diresepkan (diurutkan berdasar peringkat
tertinggi) :
1.
Hydrocodone (dikombinasi dengan
acetaminophen) -- 131.2 juta resep
2.
Obat penurun kolesterol generik merek
Zocor (simvastatin), -- 94.1 juta resep
3.
Lisinopril (termasuk yang dijual dengan
merek Prinivil dan Zestril), obat penurun tekanan darah -- 87.4 juta resep
4.
Hormon tiroid sintetis generik merek
Synthroid (levothyroxine sodium), -- 70.5 juta resep
5.
Obat penurun tensi/angina generik merek
Norvasc (amlodipine besylate), -- 57.2 juta resep
6.
Obat antasida generik merek Prilosec
(omeprazole), -- 53.4 juta resep (belum termasuk penjualan secara
bebas/otc)
7.
Obat antibiotik Azithromycin (termasuk
yang dijual dengan merek Z-Pak dan Zithromax), -- 52.6 juta resep
8.
Antibiotik Amoxicillin (dengan berbagai
macam merek), -- 52.3 juta resep
9.
Obat diabetes generik Glucophage
(metformin), -- 48.3 juta resep
10.
Obat penurun tensi Hydrochlorothiazide
(dengan beragam merek), -- 47.8 juta resep.
Ø Obat dengan nilai penjualan tertinggi
Memang bukan hal yang mengejutkan kalau obat-obat
generik bukanlah sumber pendapatan tertinggi bagi para produsen obat. Buktinya,
meskipun obat generik paling banyak diresepkan, tetapi obat yang sudah lepas
masa patennya ini tidak mencatat nilai penjualan tertinggi.
Obat-obat yang paling banyak menghabiskan biaya bagi
pasien adalah obat-obat paten yang masih terbilang baru dan masih mendapat
perlidungan dari kompetisi obat generik.
IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS untuk menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang ,mencapai 300 miliar dollar AS.
IMS melaporkan, bahwa rakyat Amerika menghabiskan sekur`ngnya 307 miliar dollar AS untuk menebus resep obat pada 2010. Angka ini naik 2,3 persen dari tahun sebelumnya yang ,mencapai 300 miliar dollar AS.
Inilah 10 nama obat yang paling banyak menguras
kantong pasien di AS :
1.
Lipitor, obat penurun kolestrol
2.
Nexium, obat antasida
3.
Plavix, obat pengencer darah
4.
Advair Diskus, inhaler untuk asma
5.
Abilify, obat antipsikotik
6.
Seroquel, obat antipsikotik
7.
Singulair, obat oral untuk asma
8.
Crestor, obat penurun kolesterol
9.
Actos, obat diabetes
10. Epogen,
obat anemia yang disuntikan
Untuk dapat
memberikan efek yang diinginkan, obat harus dapat mencapai tempatnya bekerja.
Misalnya kita meminum antibiotik untuk pengobatan infeksi ginjal/kandung kemih.
Agar antibiotik dapat bekerja untuk membunuh bakteri, obat tersebut harus
mencapai ginjal (tempat antibiotik bekerja) terlebih dahulu. Setelah mencapai
ginjal, antibiotik dapat membunuh bakteri sehingga memberikan kesembuhan yang
diharapkan.
Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak terlalu toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh.
Setelah obat bekerja di dalam tubuh dan menghasilkan efek, obat akan dikeluarkan dari dalam tubuh. Ada banyak tahapan yang perlu dilalui obat mulai dari pemberian, kemudian menghasilkan efek, dan terakhir dikeluarkan dari dalam tubuh. Tahapan tersebut dikenal dengan nama administrasi, liberasi, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi.
Obat yang berada di dalam tubuh akan dianggap sebagai benda asing oleh tubuh karena secara normal senyawa obat tidak terdapat di dalam tubuh. Tubuh memiliki mekanisme alamiah untuk mendetoksifikasi (menurunkan ketoksikan suatu zat) benda asing yang masuk ke tubuh. Oleh karena itu, senyawa obat akan didetoksifikasi oleh tubuh sehingga obat tidak terlalu toksik/beracun bagi tubuh. Proses detoksifikasi obat oleh tubuh merupakan tahapan metabolisme obat. Sebagian besar obat akan didetoksifikasi di hati oleh enzim-enzim mikrosomal hati. Hasilnya merupakan suatu senyawa yang sifat toksik/beracunnya lebih rendah dibandingkan dengan senyawa awal sehingga tidak terlalu beracun bagi tubuh.
Tahap terakhir
yang dialami oleh obat adalah tahap ekskresi. Pada tahap ini obat akan
dikeluarkan dari dalam tubuh dengan berbagai cara, antara lain melalui ginjal
(air seni), saluran cerna (faeces), kulit (keringat), pernapasan (udara), mata
(air mata), atau kelenjar payudara (air susu). Sebagian besar obat dikeluarkan melalui
ginjal. Jika ginjal kita mengalami gangguan, kadar obat dalam tubuh akan
meningkat akibat terhambatnya proses pengeluaran obat melalui ginjal. Oleh
karena itu, pada penderita gangguan ginjal, perlu dilakukan penyesuaian dosis
obat - terutama untuk obat yang dalam kadar rendah dapat menimbulkan keracunan
dan obat yang toksik bagi ginjal (nefrotoksik) - agar kadar obat dalam tubuh
tidak terlalu tinggi karena dikhawatirkan akan menimbulkan keracunan bahkan
kematian bagi penderita.
H. DOSIS
OBAT
Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu
obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit. Jika dosis terlalu
rendah, maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih, bisa
menimbulkan efek toksik atau keracunan bahkan kematian.
Dosis lazim suatu obat dapat ditentukan sebagai
jumlah yang dapat diharapkan menimbulkan efek pada pengobatan orang dewasa yang
sesuai dengan gejalanya. Rentangan dosis lazim suatu obat menunjukkan
perkisaran kuantitatif atau jumlah obat
yang dapat ditentukan dalam kerangka praktek pengobatan biasa. Untuk obat –
obatan yang mungkin dipakai oleh anak – anak maka dosisya diturunkan dari dosis dewasa.
Jadwal dosis atau aturan pemakaian sering dijelaskan dalam pustaka obat. misalnya beberapa macam obat paling
baik diminum pada waktu tertentu (setiap 8 jam) dan waktu – waktu tertentu
(sebelum tidur, sebelum makan, sesudah makan). Dosis tunggal diberikan untuk
beberapa macam obat dan dosis harian, untuk yang lainnya tergantung pada bahan
obat, bentuk sediaan dan keadaan penyakit.
Macam-macam dosis
obat berdasarkan takaran yang digunakan :
1.
Dosis
terapi atau dosis lazim adalah takaran yang diberikan dalam keadaan biasa dan
dapat menyembuhkan.
2.
Dosis
maksimal (DM) adalah takaran terbesar yang dapat diberikan kepada orang dewasa
untuk pemakaian sekali dan sehari tanpa membahayakan.
3.
Lethal
dose 50 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 50% hewan percobaan.
4.
Lethal
dose 100 adalah takaran yang menyebabkan kematian pada 100% ewan percobaan.
5.
Dosis
toksis adalah takaran pemberian obat yang dapat menyebabkan keracunan, tetapi
tidak menyebabkan kematian.
6.
Dosis
sinergis, bila dalam suatu resep terdapat dua atau lebih bahan obat yang berDM
dan menpunyai efek yang sama maka dihitung DM gabungann yang tidak boleh lebih dari
satu.
Tujuan perhitungan dosis obat adalah, agar pasien mendapatkan obat sesuai
dengan yang diperlukan oleh pasien tersebut, baik berdasarkan kemauan sendiri
atau berdarkan dosis yang ditentukan oleh dokter penulis resep kalau obat
tersebut harus dengan resep dokter.
ü
Faktor – faktor yang mempengaruhi dosis obat antara sebagai berikut :
1.
Umur
Umur pasien merupakan
suatu pertimbangan untuk menentukan dosis obat. Dosis obat memiliki kekhususan dalam perawatan neonatal
(kelahiran baru), pasien pedriatik dan geriatik.
Dosis yang
diperuntukan bagi pediatrik merupakan
pecahan dari dosis orang dewasa. Tergantung pada umur pasien dan secara relative terhadap pasien yang lebih
muda.
2.
Berat Badan
Dosis lazim secara umum
dianggap cocok untuk orang dengan berat badan 70 kg (150 pound). Rasio antara
jumlah obat yang digunakan dan ukuran tubuh mempengaruhi konsentarsi obat pada
tempat kerjanya. Untuk itu dosis obat memerlukan penyesuaian dari dosis biasa
untuk orang dewasa ke dosis yang tidak lazim, pasien kurus atau gemuk,
penentuan dosis obat untuk pasien yang lebih muda, berdasarkan berat badan
lebih tepat diandalkan dari pada yang mendasarkan kepada umur sepenuhnya.
Dosis obat
berdasarkan kepada berat badan, dinyatakan dalam milligram (obat) perkilogram
(berat badan).
3.
Luas Permukaan Tubuh
Suatu formula untuk
menentukan dosis anak berdasarkan pada luas permukaan tubuh yang relatif dari
dosis orang dewasa sebagai berikut :
Luas Permukaan tubuh
anak
Luas Permukaan tubuh dewasa
Luas permukaan
perseorangan bisa ditentukan dari suatu monogram yang membuat skala tinggi,
lebar, dan luas permukaan.
4.
Jenis Kelamin
Wanita dipandang
lebih mudah terkena efek obat-obatan dari pada laki-laki, dan dalam beberapa
hal perbedaan ini dianggap cukup memerlukan pengurangan dosis.
5.
Status Patologi
Efek obat-obatan
tertentu dapat dimodifikasikan oleh kondidi patologi pasien dan harus
dipertimbangkan dalam penentuan obat yang akan digunakan dan juga dosisnya yang
tepat. Obat-obat yang memiliki potensi berbahaya tinggi pada suatu situasi
terapentik tertentu hanya boleh dipakai apabila kemungkinan manfaatnya melebihi
kemungkinan resikonya terhadap pasien, dan bila sudah tidak ada lainnya yang
cocok dan kemungkinan keracunannya lebih rendah.
6.
Toleransi
Kemampuan untuk memperpanjang
pengaruh suatu obat, khususnya apabila dibutuhkan untuk pemakaian bahan yang
terus menerus disebut toleransi obat. Efek toleransi obat ialah obat yang
dosisnya harus ditambah untuk menjaga respon terapeutik tertentu. Untuk
kebanyakan obat-obatan pengembang toleransi dapat diperkecil dengan cara
memprakasai terapi dengan dosis efektifnya yang terendah dengan cara mencegah perpanjangan
pemakaian
7.
Terapi dengan obat yang diberikan
secara bersamaan.
Efek-efek suatu obat dapat dimodifikasikan
dengan pemberian obat lainnya secara bersamaan atau sebelumnya. Keterlibatan
semacam ini antara obat-obatan
dihubungkan atau dirujuk pada interaksi obat-obatan dan merupakan akibat
interaksi obat-obatan secara fisik, kimiawi, atau karena terjadinya perubahan
pada pola absorpsi, distribusi, metabolisme atau eksresi salah satu obat
tersebut. Efek dari interaksi obat dapat bermanfaat dan mengganggu terapi.
8.
Waktu Pemakaian
Waktu ketika obat itu dipakai mempengaruhi
dosisnya. Hal ini terutama pada terapi oral dalam hubungannya dengan
makanan. Jadwal waktu yang tepat dari
dosis obat merupakan suatu faktor
penyakit dan kadar obat dalam tubuh yang diharapkan, sifat fisika kimia
obat itu sendiri, rancangan bentuk sediaan dan derajat serta kecepatan absorpsi
obat.
Cara menghitung dosis obat
Banyak cara yang dapat digunakan untuk menghitung dosis obat antara lain :
1.
Berat
badan
Dengan
cara mengalikan berat badan pasien tersebut dengan dosis obat, maka akan
diperoleh dosis obat untuk pasien tersebut.
2.
Luas
permukaan tubuh
Menentukan
titik potong pada skala nomogram antara tinggi badan dengan berat badan
seseorang, maka akan didapat luas permukaan tubuh dalam meter persegi.
3.
Umur
pasien
Untuk
pasien anak-anak bisa berdasarkan umur dalam tahun, umur dalam bulan, atau
berdasarkan umur pada ulang tahun yang akan datang. Ada juga perhitungan dosis
obat untuk anak-anak berdasarkan berat badan baik kilogram atau dalam pon.
Perhitungan
dosis obat untuk anak-anak berdasarkan umur dikenal dengan rumus sebagai berikut
:
a.
Rumus
young, untuk anak-anak usia 1-8 tahun. Rumusnya sebagai berikut :
Dosis
anak = x Dosis dewasa
Dimana
n adalah umur dalam tahun
Sedangkan
anak-anak yang berumur diatas 8 tahun menggunakan rumus sebagai berikut :
Dosis
anak =
x Dosis Dewasa
b.
Rumus
cowling’s
Dosis
anak =
x Dosis Dewasa
c.
Rumus
Fried
Dosis
anak =
x Dosis Dewasa
Umumnya efek obat mempunyai aksi lebih dari satu, dan dapat berupa :
1.
Efek
terapi, yang merupakan satu-satunya pada letak primer. Ada 3 macam pengobatan
terapi, yaitu terapi kausal (obat yang meniadakan penyebab penyakit), terapi
somtomatik (obat yang menghilangkan gejala penyakit), terapi subtitusi (obat
yang menggantikan zat yang lazim dibuat oleh orang yang sakit).
2.
Efek
samping, efek obat yang tidak diinginkan untuk tujuan efek terapi dan ikut pada
kegunaan terapi.
3.
Efek
teratogen, efek obat yang pada dosis terapi untuk ibu mengakibatkan cacat pada
janin.
4.
Efek
toksis, aksi tambahan dari obat yang lebih berat dari efek samping dan
mempunyai efek yang tidak diinginkan.
5.
Toleransi,
peristiwa dinaikkannya dosis obat terus menerus untuk mencapai efek teraupetis
yang sama.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Farmakologi bersaral dari kata pharmacon (obat)
dan logos (ilmu pengetahuan). Farmakologi didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari obat dan cara kerjanya pada system biologis. Didefinisikan sebagai studi terintegrasi tentang sifat-sifat kimia dan
organisme hidup serta segala aspek interaksi mereka. Atau Ilmu yang mempelajari
interaksi obat dengan organisme hidup.
Cabang ilmu farnakologi diantaranya yang saling berkaitan adalah farmakokinetik
dan farmakodinamik. Jika farmakokinetik lebih fokus kepada
perjalanan obat-obatan di dalam tubuh maka farmakodinamik lebih fokus membahas
dan mempelajari seputar efek obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh baik dari
segi fisiologi maupun biokimia berbagai organ tubuh serta mekanisme kerja
obat-obatan itu sendiri di dalam tubuh manusia.
B.
SARAN
·
Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar
mahasiswa lebih mengerti lagi dan lebih memahami tentang ilmu farmakologi,
cabang-cabang dari ilmu farmakologi serta semua hal yang mencakup tentang ilmu
farmakologi.
Mengetahui
jenis-jenis obat, bagaimana cara mengitung dosis serta perundang-undangan yang
mengatur tentang obat-obatan yang boleh dipasarkan serta yang tidak boleh
dipasarkan.
·
Untuk Institusi
Supaya intitusi selain teori juga
memfokuskan pembelajaran praktek, agar mahasiswa mampu membandingkan antara
teori dan praktek untuk meningkatkan keterampilan.
DAFTAR PUSTAKA
sangat membantu... :)
BalasHapus